Skripsi Analisa Perbedaan Informatika.pdf

Kumpulan Skripsi Pdf

Skripsi yang berjudul “Penerapan Analisis SWOT Sebagai Landasan Merumuskan Strategi Pemasaran Usaha Jasa Sewa Mobil “AMAN-AMIN” Transport Tours and.

ANALISA EARNING MANAGEMENT DAN RETURN. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI Nama: Komang Nia Gama Pertiwi. Tidaknya perbedaan return. Analisis perbedaan komitmen profesional dan sosialisasi antisipatif mahasiswa ppa dan non-ppa pada hubungannya dengan. Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Teknik Informatika. Diajukan Oleh: Yudistira. Petunjuk dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usabilititas Pada. Game tersebut dan memberikan gambaran perbandingan usabilitas dari kedua.

Pengantar: Bapak ibu pengunjung blog menulis bersama aswir! Saya agak heran ketika menemukan cover karya tulis mahasiswa S1 disana tertulis Thesis. Keheranan saya karena menurut kelaziman tugas akhir mahasiswa S1 adalah skripsi. Ketika saya tanyakan pada salah seorang dosen dari mahasiswa tersebut dia menjawab, “Sekarang ini untuk S1 tidak harus skripsi, thesis dan desertasi pun boleh, tergantung kedalamannya”. Saya meragukan keabsahan jawaban ini. Karena keraguan inilah maka semuat artikel ini yang saya ambil lansung dari Agung Wahyudi Biantoro, Metode Penelitian Ekonomi Islam, 2009, dimuat oleh wsetiabudi.wordpress.com. Pada pak Agung saya mohon izin memuat ini agar teman-teman yang berkecimpung dalam karya ilmiah dapat penjelasan yang benar Secara akademik SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI memiliki persamaan yaitu merupakan dokumen tertulis yang merupakan tugas akhir para mahasiswa, mengikuti kaidah penulisan yang baku dan sistematis, dan menggunakan metode ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan di depan dosen pembimbing dan penguji.

Skripsi adalah Tugas akhir jenjang sarjana (S1), Tesis adalah Tugas akhir jenjang Magister (S2) sedangkan Disertasi (S3) merupakan Tugas akhir jenjang Doktor (S3, jenjang tertinggi akademik). Skripsi adalah tugas akhir calon sarjana dengan level sebagai peneliti pemula atau pembelajaran menjadi peneliti, dimana bobot penelitian dan ketajaman analisis paling rendah dibandingkan dengan Tesis atau Disertasi. Namun demikian banyak pula mahasiswa yang belum mengerti perbedaan di antara ketiganya. Pada Skripsi, kajian deskriptif atau paparan lebih dominan dibandingkan dengan kajian analitis. Disamping itu pada skripsi jumlah rumusan masalah biasanya sekitar 1 atau 2 rumusan masalah, sedangkan tesis biasanya minimal 3 rumusan masalah. Kemudian untuk doktor Lebih dari 3 rumusan masalah dengan bobot ilmiah yang paling tinggi dibandingkan yang lain (Lihat Tabel 1). Kemudian pada jenjang pasca sarjana (S2, S3) kerap pula terjadi kebingungan ketika mahasiswa akan melakukan riset atau menulis karya ilmiah untuk tugas akhir mereka.

Kebingungan biasanya muncul ketika dosen pembimbing atau supervisor atau promotor mereka mulai menanyakan, dimana posisi penelitian mereka dalam kerangka state of the art dari studi atau disiplin yang mereka geluti. Kebingungan juga terjadi pada sebagian mahasiswa doktoral, ketika supervisor atau promotornya menanyakan hal yang sama. Command And Conquer Original Resolution more. Mungkin kita heran, bagaimana bisa seorang kandidat doktor tidak bisa membedakan tesis dan disertasi? Tapi ternyata memang demikian adanya, masih banyak kandidat doktor yang belum memahami apa tujuan atau filosofi penyelenggaraan pendidikan tinggi, apa filosofi sarjana, pendidikan diploma/vocational, S-2 (master/magister) dan apa filosofi pendidikan doktoral.

Maka tak heran, apabila banyak orang melanjutkan pendidikan formalnya baik ke jenjang magister maupun doktor, sementara mereka tidak tahu untuk apa sesungguhnya mereka melakukan itu. Katakanlah, seorang pejabat di daerah, misalnya saja seorang bupati atau walikota, atau anggota DPD, Camat atau Lurah, kemudian mereka menempuh pendidikan S-3.

Maka ketika seseorang ingin menentukan topik disertasi, maka ia harus benar-benar paham state of the art dari disiplin ilmu yang ia geluti, agar dengan disertasinya nanti ia dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmunya tersebut, karena memang demikianlah seyogianya tugas seorang kandidat doktor. Sebagai konsekuensinya tentu ia harus membaca secara lengkap, t ext book dasar dan advance tentang disiplin ilmunya, serta membaca ratusan jurnal terbaru tentang disiplin ilmunya, sehingga ia memiliki peta yang jelas dan benar tentang perkembangan disiplin ilmunya. Bagi mereka, karena pemahamannya yang belum benar tentang filosofi penyelenggaraan pendidikan pascasarjana, membuat disertasi tidak ubahnya membuat skripsi sebagaimana yang pernah mereka lakukan dahulu (mungkin sudah puluhan atau belasan tahun yang lalu). Maka tak heran apabila sangat sedikit karya ilmiah ilmuwan Indonesia yang dijadikan rujukan oleh komunitas ilmuwan dunia. Tulisan ini akan memberikan sedikit pemahaman tentang apa sebenarnya tesis dan disertasi itu? Sehingga apabila seseorang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana, tidak bersikap asal-asalan atau “tanggung”.